Selanjutnya...

Saturday, September 23, 2006

 

Memerdekakan Diri Dari Hawa Nafsu**
Drs Syukriyanto M.Hum *)

Alhamdulillah, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan 1427 H. Mudah-mudahan kita masih diberi umur panjang dan bisa bertemu dengan bulan yang penuh berkah itu. Jika kita diberi umur panjang kita punya kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan dan meminimilassi dosa dan kesalahan kita. Bakan di bulan itu kita akan dapat memperbanyak istigfar, memohon ampunan atas segala dosa-dosa yang kita lakkan di masa-masa yang lalau. Puasa, selain merupakan ibadah kepada Allah SWT untuk meraih derajat takwa, juga merupakan amalan agama yang mengandung pendidikan bagi manusia agar bisa mengendalikan hawa nafsu.Pengendalian hawa nafsu ini amat penting bagi kehidupan manusia baik untuk peroranan maupun masyarakat bahkan Negara. Negara ini berantakan karena banyak warga Negara negeri ini yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Mulai dari nafsu makan, seks, ngomong, marah, menguasai materi, maupun hawa nafsu untuk menguasai jabatan-jabatan politik. Akibat tidak mampu menahan hawa nafsu makan, banyak orang hidupnya boros, kena penyakit kencing manis / diabetes / sakit gula, darah tinggi, asam urat, jantung,. ginjal dsb. Akibat tidak dapat menahan hawa nafsu ngomong, maka ngomong terus, kecam sana, kecam sini tanpa etika dan perasaan. Sepertinya semua tidak ada yang benar dan yang benar hanya dirinya sendiri. Akibat tidak bisa mengendalikan nafsu untuk menguasai materi maka rebut terus asset bangsa dengan segala cara. Tebang hutan semuanya sampai gundul, kuasai minyak sampai kering, kuasai tambang-tambang tanpa memperhatikan lingkungan. Akibatnya tejadi kerusakan dimana-mana. Hutan gundul, tanah longsor, banjir, sungai dan lautan tercemar, lumpur menyembur dan kesengsaraan terjadi dimana-mana. Sementara itu korupsi, manipulasi, upeti, pungli merebak terus di berbagai kantor dan instansi. Itu semua terjadi karena orang tidak dapat mengendalikan diri, tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan hawa nafsu.
Puasa adalah salah satu jenis ibadah untuk ‘Membebaskan diri dari berhala-berhala kehidupan dan kepercayaan-kepercayaan yang tidak benar yang membelenggu manusia. Seperti kepercayaan kepada mitos-mitos seperti Nyai Roro Kidul, ketakutan kepercayaan hari-hari yang mencelakakan dani hari-hari keberuntngan, ketakutan kepada angka 13. dan kepercayaan lain yang mengandung kemusyrikan. Dengan selalu menjalankan puasa, shalat tarawih, membaca Al Qur’an, memperbanyak dzikir (tahlil, tahmid, takbir, tasbih), itikaf dan lain-lain manusia akan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT sehingga secara bertahap akan menghilangkan kepecayaan-kepercayan yang syirik..Membebaskan diri dari berbagai godaan dan kungkungan hawa nafsu. Dari kungkungan nafsu makan, seks, nafsu pamer dan sebagainya. Dengan selalu menahan diri dari makan dan minum, dari bicara yang tidak berguna, dari bicara bohong maka orang akan terlatih menahan diri dari berbagai macam godaan hawa nafsu yang cenderung mengajak kepada kejelekan (inna nafsa la amaratun bisu’)Membebaskan diri dari kekuasaan dan kerakusan materi. Karena itu dalam bulan Ramadhan kita diperintahkan untuk memperbanyak derma, zakat fitrah, infak, shadaqah dan lain-lain, agar kita tidak dikuasai materi, tetpi dapat menguasai materi dan mempergunakan untuk kepentingan agama dan kemanusiaan.Dengan berpuasa kita dapat membebaskan diri dari api neraka. Orang yang berpuasa dengan baik karena iman dan mengharapkan pahala (i-ma-nan wahtisa-ban) akan diampuni dosanya yang telah lalu. Puasa yang baik adalah menjalankan puasa dengan segala rangkaiannya, mulai dari puasa, shalat tarawih, bersedekah / berderma, ‘itikaf, membaca dan melakukan tadarus Al Qur’an serta memohon ampun kepada Allah SWT dan lain-lain amalan yang diperintahkan Allah SWT dan disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Jadi, dengan mengendalikan hawa nafsu, kita mengendalikan mata, telinga, lisan, hati, pikiran dan perilaku buruk untuk menemukan kembali kemanusiaan kita, agar menjadi seorang muttaqun yang mempunyai predikat ahsani ta.kwim, ibadurrahman, ‘abdan syaku-nra d an khalifah fil ardh. Wallahu’alam bishshawwa-b.

*) Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhamamdiyah
**) http://www.suara-muhammadiyah.or.id/




Selengkapnya...

This page is powered by Blogger. Isn't yours?